Rosaline's Zone

Rosaline's Zone
Feel free to wear hijab.

Sabtu, 11 September 2010

DIAKU

Dia itu angin
menghembusku
menerpaku dalam sunyiku
Dia itu bintang
jauh
tetap berpijar
Dia itu air
tersentuh
tak tergenggam
Dia itu lentera
terangi
ruaang gelap di hatiku

Dia itu samudraku,
galaksiku, melodiku,
tetesan embun di kerongkonganku

Dialah...
Makhluk Illahi
yang beri aku
lukisan asa, berbingkai lamunan
buatku merindu, terlelap, dan bermimpi

By Rosalina
November 11, 2008

Drawing and Me

MENGGAMBAR
Mungkin itu adalah kata favorit sekaligus pelajaran favoritku waktu SD. Waktu kecil aku suka banget dunia gambar menggambar. Waktu SD aku sering banget ikut lomba gambar, meski ga pernah menang, aku tetap suka menggambar. Hmmm.. tunggu, pernah menang 1 kali, yaitu lomba menggambar 17 Agustus di SD-ku : p. Tapi entah kenapa, waktu menggambar, aku tak pernah memikirkan menang atau kalah. Yang aku inginkan cuma menggambar apa yang aku mau. Karena itu, kalau menggambar harus sesuai tema, aku sering bete sendiri, sebab aku merasa dibatasi. Tapi aku tak pernah mengatakan itu baik pada guruku, teman-temanku, atau keluargaku.  Yang mereka tahu hanyalah, aku suka menggambar, aku bisa menggambar, dan apapun yang berhubungan dengan menggambar pasti aku suka. Waktu SD mungkin aku kurang bisa menyampaikan pendapatku. Waktu kecil aku bukan orang yang ekspresif. Aku relatif pendiam dan pemalu. Tapi meski pendiam, aku terus mengamati sekelilingku. I am not clueless. ^_^
Meski pendiam, aku menyadari bahwa aku memiliki sifat keras kepala. Misalnya, pada waktu kecil, aku sangat suka gambar tokoh cerita dalam komik Jepang yang ciri-cirinya: bermata besar, hidung cuma garis atau titik, mulut juga berupa garis atau titik. Papaku, yang merupakan seorang pelukis dengan aliran naturalis mungkin bener2 ga habis pikir dengan jenis gambar yang aku sukai ini. Maka dari itu, papaku, yang tentunya senang ada anaknya yang berminat dengan dunia seni lukis, langsung memberikan doktrin: "Kalau mau pinter nggambar, pelajari dulu anatomi yang bener. Baru bisa coba gambar aliran lain kayak kartun-kartun itu. Kalau anatomi aja belum bisa menguasai, mana bisa menghasilkan gambar yang baik?"
Aku mulai belajar menggambar dengan aliran naturalis. Ternyata aliran naturalis susahnya minta ampun! Papaku sering membantuku, misalnya dengan meminjamkan buku anatomi manusia untuk panduan melukis milik Omku, atau memberi contoh posisi tangan, gambar orang tampak samping, cara mewarnai pohon agar terkesan hidup, bentuk hidung dan mulut yang benar, besar mata yang benar, dsb.
Aku sadar sepenuhnya, bahwa nasehat papaku itu benar. Tapi aku bukan tipe orang yang suka dengan teori. Aku sudah mencoba belajar menggambar sesuai tuntunan, tapi ternyata aku masih belum juga menguasainya. Bisa dikatakan aku lumayan putus asa.Hasilnya, gambarku justru menjadi kartun semi naturalis. : p
Tapi aku lantas berpikir lagi. Aku menggambar karena aku senang, bukan karena aku ingin menjadi ahli menggambar. Aku tahu, aku pasti juga akan senang kalau aku bisa menguasai cara menggambar dengan baik. Tapi bukan itu alasan utamaku menggambar. Karena alasan utamaku menggambar adalah mengekspresikan apa yang aku rasakan, inginkan, mimpikan, ketahui, dan cintai. Saat menggambar, ada perasaan senang, pantang menyerah, damai, dan yang paling menyenangkan adalah rasa bangga tersendiri ketika gambar selesai dibuat. Dan itu membuatku merasa menjadi manusia yang memiliki nilai lebih. Meskipun aku tidak bisa menggambar dengan sangat baik, aku merasa mendapat kehormatan dari Sang Pencipta karena Dia telah memberiku jiwa seni yang mengalir di dalam tubuhku ini.